PENDAHULUAN
Menurut al-Kindi, Tuhan ialah ujud yang hak. Ia ada dari semula dan ada
untuk selama-lamanya. Tuhan adalah ujud yang sempurna yang tidak didahului oleh
ujud lain. Ujudnya tidak berakhir dan tidak ada ujud selain dari pada-Nya. Dia
tidak berserikat. Mustahil ia tidak ada. apa bukti ujudNya? Al-Kindi
mengemukakan tiga jalan pembuktian ujud Tuhan.
Pertama,
barubahnya alam pembuktian adanya Tuhan. Mungkinkah suatu jadi sebab bagi ujud
dirinya? Hal itu tidak mungkin. Dengan demikian jelas bahwa alam itu baru.
Karena ia terbatas, maka ada awal waktunya. Dari itu tentu ada yang menyebabkan
alam ini terjadi. Tidak mungkin ada benda yang ada dengan sendirinya. Dengan
demikian ia diciptakan oleh penciptanya dari ketiadaan. Pencipta itu Tuhan.
Kedua, keragaman dalam ujud. Dalam alam tidak mungkin ada
keragaman tanpa keseragaman. Tergabungnya keragaman dan keseragaman
bersama-sama, bukanlah karena kebetulan, tetapi karena suatu sebab. Dan sebab
itu bukanlah alam itu sendiri. Kalau alam itu sendiri jadi sebabnya, halnya
tidak berhingga, tak habis-habisnya. Sedangkan suatu yang tidak berakhir tidak
mungkin terjadi. Dari itu, sebab tersebut tetntu berada di luar alam. Ia lebih
mulai, lebih tinggi dan lebih dahulu adanya, karena sebab harus ada sebelum
akibat atau efeknya. Sebab itulah yang Tuhan.
Ketiga, kerapian alam. Alam lahir tidak mungkin rapi dan
teratur kecual karena adanya substansi yang tidak tampak. Substansi itu hanya
dapat diketahui melalui bekas-bekasNya dan kerapaian serta keteraturan yang
kita konstatir pada alam. Mungkinkah suatu rapi dan teratur tanpa ada yang
merapikan dan mengaturnya? Substansi yang merapikan dan mengatur alam nyata ini
adalah Tuhan.
Untuk pembahasan yang lebih luas akan kita uraikan melalui sub bab berikut
1.
PEMIKIRAN
AL-KINDI
2.
PENGERTIAN
TUHAN MENURUT AL-KINDI
3.
KONSEP
TUHAN MENURUT AL-KINDI
4.
BUKTI-BUKTI
ADANYA TUHAN MENURUT ALKINDI
5.
SIFAT-SIFAT
TUHAN MENURUT AL-KINDI
6.
PERANAN
DAN PUNGSI AGAMA DALAM FILSAFAT KETUHANAN
AL-KINDI
PEMBAHASAN
1.
PEMIKIRAN AL-KINDI
Sebagai yang di
ketahi, al kindi banyak mempelajari filsafat yunani , maka dalam pemikiran
kelihatan unsur-unsur filsafat Yunani, unsur-unsur filsafat yunani yang
terdapat dalam pemikiran al kindi ialah
a.
Aliran
Pitagoris tentang matematika sebagai jalan ke arah filsafat
b.
Pikiran-pikiran
aristoteles tentang fisika dan metafisika, meskipun al kindi tidak sependapat
tentang kodimnya alam
c.
Pikiran-pikiran
plato dalam soal kejiawaan
d.
Pikiran-pikiran
plato dan aristo bersama-sama dalam soal etika
e.
Wahyu
dan iman (ajaran–ajaran agama) dalam soal yang berhubungan dengan tuhan dengan
sifatnya
f.
Pikiran-pikiran
mu’tazilah dalam penghargaan kekuatan akala dalam hal mena’wilkan ayat ayat
al-quran.(1)
Dikarenakan pemikiran Al-kindi banyak mendapat pengaruh yunani,
maka banyak yang berpendapat al-kindi mengambil alih seluruh filsafat yunani.
Tapi apabila dipelajari secara seksama, terlihat al-kindi mendapat pengaruh
filsafat yunani, dan beberapa pengamat tidak hanya filsafat yunani yang
mempengaruhi pemikiran al-kindi melainkan kekuatan akal terutama dalam
mengemukakan pendapatnya tentang ketuhanan, pada akirnya al kindi memunyai
pemikiran, keperibadian sendiri dan dapat disimpulkan, bahwa filsafat ketuhanan
mendapat derajat dan kedudukan tertinggi dari yang lainnya.(2)
2.
PENGERTIAN TUHAN MENURUT
AL-KINDI
Pengertian Tuhan
dalam Filsafat Al-Kindi terlihat dalam risalahnya yang di hadiahkan kepada
Ahmad bin Al Mu’tashim Billah tentang filasafat pertama. Kesimpulan risalah
tersebut Al-kindi mengatakan: Dialah Yang Pertama, Pencipta yang mengusai segala
ciptaannya, Tuhan adalah pencipta langit dan bumi,(3) suatau yang lepas dari
kekuasaannya adalah durhaka dan pasti binasa.(4)
allah itu satu
tunggal awal dan akir, sesuai dangan ajaran islam mengenai tauhid wahdaniyah
dan tauhid rububiyah, artinya tuhan dalam konsep Al-kindi adalah satu-satunya
wujid yang memiliki keabadian mutlak,(5) mengandung unsur sebab utama mencipta
dan semprna, Dimana wujidnya bukan karena sebab lain. Zat yang menciptakan segala sesuatu yang ada, zat
sempurna itu ada dengan sendrinya . maka zat itu tidak mempunyai alawa dan akir,
karena itu pula tuhan di sebut sebagai sebab yang pertama. Dan semua wujud yang
diciptakan tuhan adalah suatu yang baru dan akan binasa, karena semua yang di
ciptakan masuk dalam ruang dan waktu, dan segala hal yang masuk dalam ruang dan
waktu dapat musnah sesuai dengan kehendak pencipta.(6)
Dan untuk
membuktikan bahwa penciptaan alam semesta adalah suatu gerak, bahwa gerak
tidaklah abadi, ada keterhinggaan, dan tidak ada dengan sendirinya, oleh karena
itu alam semesta tidak abadi, dalam pembuktian ini Al-kindimemakai dua perinsip
aristoteles
1.
Yang
terbatas tidak biasa menjadi aktual, yaitu tidak bisa ada badan yang tak
terbatas
2.
Badan,
ruang dan waktu sering bersamaan, ketiganya bergeraka secara serentak
Adapun pernyataan-pernyataan al-kindi yang di pakai dalam
hubunganya dengan perinsip-perinsip aristoteles
1.
Semua
badan yang homogen, yang tiada dari padanya lebih besar daripadanya ketimbang
yang lain,adalah sama
2.
Jarak
antara ujung-ujung dari badan-badan yang sama besar juga sama besarnya dalam
aktualitas dan potentitas
3.
Badan-badan
yang berhingga tidak bisa tidak terhingga
4.
Jika
salah satu dari dua badan yang sama besarnya dan homogen ditambah dengan badan
homogen lainnya maka keduanya tidak menjadi sama besar. (badan akan menjadi
lebih besar dari pada keduanya dan lebih besar dari apa sebelumnya )
5.
Jika
badan di kurangi, maka besar sisanya lebih kecil dari pada besar semula
6.
Jika
suatu bagian di ambil dari sebuah badan lalu di pilihkan kembali padanya, maka
hasilnya adalah badan yang sama yang kita punyai sebelumnya
7.
Tiada
dari dua badan homogen yang besarnya tak terhingga bisa lebih kecil ketimbang
yang lain
8.
Dari
dua buah badan yang homogen, yang kecil adalahlebih kecil dalam hubungan dengan
yang lebih besar dari keduanya, atau dalam hubungan dengan suatu bagian dari
yang lebih besar
9.
Jika
badan-badan yang homogen, yang semuanya terbatasi ditambahkan bersamaan, maka
jumlahnya juga akan terbatas.(7)
Untuk menjelaskan pendapat bahwa dialah (tuhan) yang pertama,
satu-satunya ujudyang memiliki keabadian yang mutlak, Al-kindi memaparkan
argumentasi; jika di anggap bahwa alam semesta tidak mempunyai permulaan dalam
waktu, yakni tak terbatas, maka harus ada satu badan dalam alam semesta tak
terbatas, dan ini merupakan kontradiksi, dalam arti jika diambil sebagian dari
tak terbatas, maka sisanya adalah tak terbatas, jika keseluruhannya tak
terbatas dan ditambahkan dengan bagian yang di ambil, maka hasilnya adalahbadan
yang sama seperti sebelumnya (sebgai mana yang di sebutkan dalam nomor enam di
atas), yaitu suatu badan yang tak terbatas, ini yang akan mengisaratkan bahwa
yang menyeluruh adalah sama dengan yang bagian, yang berarti kontradiktif, maka
badan yang ada pada aktualisasi pasti terbatas, dan badan dalam alam semesta
secara aktual ada, yang berarti bahwa badan alam semesta ini di ciptakan
Pada argumen
selanjutnya al-kindi mengatakan bahwa; jika alam itu diciptakan, maka proses
kelakuannya adalah dari suatu yang tiada adalah gerak. Sedangkan gerak tidak
abadi tetapi diciptakan, maka alam semesta telah di ciptakan dari tiada satu
apapun. Dan sebaliknya jika alam semesta itu abadi dan kemudian bergerak, maka
gerakan adalah suatu perubahan. Ini berarti bahwa apa yang abadi telah melewati
suatu keadaan diam ke suatu keadaan gerakan, yang berarti tidak masuk akal
karena apa yang abadi tidak berubah. Oleh karena itu alam semesta di ciptakan
dalam waktu.(8)
Demikianlah
pendapat al-kindi, sebagai peneguh tuhan adalah abadi, karena tuhan tidak
terkena perubahan, sebab dialah pencipta alam semesta dan satu-satunya wujud
yang abadi. Dialah pencipta sedangkan yang lain diciptakan. dan dialah yang
abadi, sedangkan yang lain tidak abadi sebab yang lain mengalami perubahan, dan
sebuah perubahan itu tidaklah abadi.(9)
3.
KONSEP TUHAN MENURUT AL-KINDI
Argumentasi
kosmologis tampaknya mendominasi pemikiran al-Kindī dalam menjelaskan
ketuhanan. Bagi al-Kindī, Allah adalah Penyebab segalanya dan penyebab
kebenaran. Untuk mengatakan bahwa Allah adalah penyebab segala kebenaran adalah
sama saja dengan mengatakan bahwa Allah adalah penyebab dari semua ini. Sebab
dari segala sebab itu adalah Allah. Sebab itu hanya satu, tidak mungkin banyak.
Alam semesta berjalan secara teratur atas dasar sebab Dzat yang Satu. Sehingga
konsep sentral dalam teologi Filsafat Pertamanya adalah tentang keesaan.
Teologi filsafat al-Kindī memiliki dua aspek utama; pertama, membuktikan harus
ada yang Satu yang Benar (the true one), yang merupakan penyebab dari
segala sesuatu dan mendiskusikan kebenaran the True One ini.(10)
Sebelum membicarakan hakekat tuhan, Al-kindi mengemukakan
pendapatnya tentang hakekat itu sendri, dikatakan, tiap-tiap benda mempunyai
dau hakekat, yakni hakekat jus’i atau bisa disebut hakekat aniah, dan hakekat
kulli atau bisa di sebut juga hakekat mahiah. dan apakah tuhan mempunyai kedua
hakekat tersebut.
Dalam pemikiran
Al-kindi tuhan tidak memiliki hakekat baik itu aniah ataupun mahiah, tidak
aniah karena tuhan tidak termasuk benda-benda yang ada dalam alam semesta,
bahkan ia adalah pencipta semesta alam, juga tidak mempunyai hakekat mahiah,
karena tuhan tidak termasuk dalam genus ataupun sepeses yang ada.(11) tidak
adanya dua hakekat ini tidak berarti tuhan tidak, ada sebab tuhan bersifat
azali. Yaitu zat yang sama sekali tidak bisa di katakan tidak ada, atau ada
pada permulaannya ada , melainkan zat yang ada dalam wujudnya tidak tergantung
pada lainnya atau bergantung pada sebab.(12)
Jadi berbeda
dengan jisim, zaman mauoun gerak, tiap jisim ada kesudahannya, tiap tempat dan
zaman ada kesudahannya, semua anasir jenis itu tidak abadi dan azali; azali
bukanlah suatu jenis melainkan suatu yang benar, yang tidak ada kesudahannya,
yaitu tuhan.(13)
Demikianlah
pemikiran Al-kindi tentang hakekat tuhan, ia memang tidak banyak mengemukakan pemikiran
mengenai hakekat tuhan. hakekat tuhan sudah cukup jelas dan lebih mudah di
gambarkan dalam pikiran, karena pembahasannya pun tidak memerlukan
alasan-alasan dan pemikiran yang berbelit-belit
4.
BUKTI-BUKTI ADANYA TUHAN MENURUT ALKINDI
Dalam pembahas
mengenai bkti adanya tuhan, al-kindi mengajukan lima bukti, empat di antaranya
adalah argumen-argumen kosmologi yang di dasarkan atas ide novitate munde
(dalil al-hudust) dan tidak langsung atas argumen dari hubungan sebab dan
akibat, dan bukti yang teakir bersipat teologis.(14)
Bukti yang pertama
ditinjau dari hukum sebab akiba, segala suatu yang baru pasti ada yang
mengadakan tidak ada yang ada dengn sendrinya, atau sebab di ciptakan suatu
yang baru dari suatu yang sebelumnya, alam ini baru dan di ciptakan, tidak
mungkin ada dengan sendrinya tanpa ada pencipta, bukti barunya alam ialah alam
ini ada batasnya dari segi benda, benda dan gerak sangat berkaitan erat, karena
itu alam ini ada batasnya karena adanya gerak dan waktu, segala sesuatu yang
ada batas nya baru.(15)
Bukti kedua dari
al-kindi didasarkan atas ide islam tentang ke esaan tuhan, yang di rangkai
dengan semua wujud dunia adalah majmuk dan berganda, atau keanekaragaman alam
wujud. Kalau di perhatikan ke adaan alam ini ada keseragaman dan keragaman di
dalamnya. Hal itu tidak mungin terjadi tanpa adanya penyebab yang menyebabkan,
dan penyebab itu adalah tuhan, tergabungnya keseragaman dan keragaman bukanlah
suatu kebetulan,dan sebab itu buakanlah alam sendiri, karena apabila alam
sendiri yang jadi sebabnya,itu halnya tidak terhingga dan tak habis-habisnya,
sedangkan suatu yang tiak berakir tidak mungkin terjadi.(16)
Bukti ketiga
berdasarkan prinsipsesuatu tidak dapat menjadi sebab dirinya, agar menjadi
demikian, suatu itu harus ada sebelum
dirinya, yang di maksud sesuatu disini ialah segala bentuk ciptaan tuhan.dan
dalam pembuktian ini al-kindi mengangkat empat macam persoalan kemungkinan yang
merukan kemustahilan utuk terjadi bagi kemungkinan itu sendiri yaitu:
1.
Sesuatu
yang menjadi sebab dari dirinya itu mungkin non eksistensi dan esensinya juga
non ekistensi
2.
Sesuatu
mungkin non eksisten dan esensinya eksisten
3.
Sesuatu
itu mikin eksisten dan esensinya non eksisten
4.
Sesuatu
itu mikin eksisten dan esensinya juga eksisten.(17)
Demikianlah hukum konteradiksi al-kindi, tidak ada dalail yang bisa
benar dan salah
Bukti keempat
analogi antara makroksmosdan mikroksmos. Pembuktian ini di coba untuk melihat
hal-hal yang sangat kecil hingga yang besar yang berada dan melingkupi manusia
baik yang dapat di indra maupun yang tidak bisa, semua hal ini berjalan sebagai
mana pungsinya ini menandakan adanya pengatur yang tidak terlihat. Seperti
berpungsinya tubuh manusia yang tertib dan mulus yang mengarahkan kepada adanya
pengatur yang cerdas tidak bisa di lihat, yaitu jiwa, demikian juga pada
jalannya alam semesta yang begitu tertib selaras menunjukkan adannya pengatur
yang maha kuasa yaitu tuhan.(18)
Buktu kelima,
didasarkan atas kerapian alam. Jalan lain yang di tempuh al-kindi untuk
membuktikan adanya tuhan ialah dengan memperhatikan alam ini. Menurutnya lalam
ini tidak rapi saat pertama kali di ciptakan, dan kerapian itu tidak terjadi
dengan sendirinya, melainkan kerapian alam diciptakan oleh subtansi yang maha
kuasa. Seperti alam ini tidak mungkin rapi dan teratur kecuali ada yang mengatur
kecuali adanya zat yang tidak nampak, zat yang tidak nampak ini dapat diketahui
daribekas-bekas dan kerapian yang telah ada, demikian juga apada
kejadian-kejadian alam yang terjadi tidak mungkin secara kebetulan, melainkan
mempunyai tujuan-tujuan tertentu dan itu menunjukan adanya yang maha kuasa yang
mengatur rovolusi alam itu sendiri.(19)
5.
SIFAT-SIFAT TUHAN MENURUT AL-KINDI
Al-kindi
berpaendapat bahwa tuan mempunyai sipat yang utama di samping sifat-sifat yang
lainnya, sifat utama yang dimaksud ialah tidak lain melainkan keesaan tuhan,
esa dalam arti satu, esa dalam zatnya, dan esa dalam pengetian teori maupun
praktek. sifat inilah yang merupakan sifat palinghas baginya, tuhan itu satu
dalam zatnya dan satu dalam hitungan, maka karena itu sifat tuhan menjadi yang
maha kuasa, yang maha tahu, uang hidup,yang qadim dan seterusnya, dan tuhan itu
bukan wujud melainkan zat yang menciptakan wujud.(20)
Dalam masalah
keesaan ini, al-kindi juga menggunakan dalil naqli dan aqli sebagai sebagamana
para mutakallimin, baik mu’tazilah maupun asy’ariyah, dalil naqli yang di
gunakan yaitu surah al-ikhlas dari ayat 1-5, sedangkan dalil naqli yang di
gunakan berbeda dengan dengan dua golongan tersebut namun pada intinya sama,
yaitu mensucukan tuhan.demikian kata al-kindi yang lebih condong kepadamu’tazilah,(21)
Al-kindi
mengadakan perbedaan antara ke esaan mutlak dan ke esaan meteforis atau yang
satu karena esensi dan yang satu kereana bilangan-biangan. Yang di maksud ke
esaan mutlak ialah tuhan, sedangkan yang di maksud ke esaan metaforis ialah
semua ciptaannya yang memiliki atribut-atribut tertentu yang menunjukan pada
keberagaman, keberagaman salalu menunjuk pada bilangan dan bilangan menunjuk
kepada suatu konsep kuantitatif sedang kuantitas-kuantitas itu mempunyai
atribut-atribut yang melekat tak terpisah dapanya, atribut-atribut yang dari
kuantitas itu selalu dapat terbagi-bagi dan tuhan tidaklah demikian.
Dr. Fuad Al-ahwani
menjelaskan arti suatu mutlak dan suatu metaforis dengan istilah sesuatu yang
hakekat dan suatu yang majazi. Suatu yang hakiki ialah suatu yang menurut
subtansinya dan tidak akan menjadi banyak di sebabkan oleh apapun juga, tidak
di sebabkan oleh subtansinya maupun oleh hal ihwaldi luar subtansinya, dan yang
majazi ialah suatu dalam arti bisa disebutkan pada apa saja, baik satu dalam
kalimatnya matematika, dalam kaitannya daengan ilmu alam, atau dengan segala
kaitannya di alam wujud.(22)
Dalam menekankan
sifat keesaan tuhan al-kindi menyatakan; tuhan tidak dapat di samakan dengan
ciptaannya, karena yang esa sejati bukan yang dapat dipahami, bukan suatu
unsur, genus, species, jiwa, pikiran, jumlah, ataupun partikular,yang bisa dimasukkan
ke dalam konsep-kosep, yang esa sejati itu ialah yang tak terbentuk,tak
berukuran,dan tidak dapat di gabarkandengan suatu uraianyang dapat diterapkan
pada apayang di pahami. Tuhan tidak dapat dilukiskan oleh suatu sipat apapun
kecuali keesaan itu sendiri. Setiap keesaan lainnya hanyalah kata-kata, kecuali
keesaannya yang mutlak,dan murni.(23)
Dari
kategori-kategori yang dipaparkan oleh al-kindi dapat kita lihat antara
kesamaannya dengan konsep aliran mu’tazilah, bahwa sifat tuhan sama dengan
esensinya. Menolak sifat-sifat positif apapun atas dasar bahwa hal itu akan
meniadakan ke esaan tuhan
6.
PERANAN DAN PUNGSI AGAMA DALAM FILSAFAT KETUHANAN
AL-KINDI
Sebagia seorang
rasionalis al-kindi menekankan menggunakan akal, akan tetapi akal tersebut
harus diuji kebenarannya dengan ajaran agama, agamalah sebagai dasar terakir
untuk mencapai kebenaran,perinsip berpikir al-kindi yang berdasarkan agama ini
dapat di jumpai dari setiap ajarannya. Ada pertanyaan apakah setiap tanggapan
pikiran terjamin kepastian atau kebenarannya? Al-kindi menjawab; tidak! Justru
di situ diperlukan suatu alat berpikir yang menjamin untuk tidak terjerums
dalam suatu kekeiruan yakni: mura’atul-zihnil khata.(24)
Atas dasar ini
al-kindi berusaha mengkorporasikan bahan-bahan dari filosof lain, unsur-unsur
dari yang berasal dari luar diuji kebenarannya dengan logoka, untuk membangun
sistim filsafat sendiri dan sesuai dengan ajaran agama, jika sudah diuji dengan
logika dan agama maka di anggap benar, sebaliknya bila bertentangan maka
unsur-unsur tersebut di tolak. Dengan menempuh jalan ini al-kindi nampak
berusaha menyesauikan ajaran filsafat dengan ajaran agama, dengan jalan ini
al-kindi al-kindi mambentuk sistim filsafat sendiri. Contoh dalam konsep
aristoteles mengenai tuhan, mengatakan tuhan sebagai penggerak tidak bergerak,
yakni sebab pertama bagi seluruh alam dan wujud. Tapi ini adalah dari suatu ada
yang lain. melalui gerkan atau pembentukan ataupun emanasi, dan gerakan itu
hanya satu kali saja, oleh karena itu alam ini kodim bertolak dari pemikiran
tersebut dengan berdasarkan ajaran agama dan logika yang benar, ak-kindi tidak
sependapat dengan pemikiran tersebut dengan mengataka tuhan adalah pencipta
segala wujud, mencipta dari tiada suatu apapun, termasuk gerak itu sendiri,
oleh karena itu alam ini abadi, karena alam ini di ciptakan dan setiap ciptaan
pasti musnah.(25)
Demikianlan
pemikiran ketuhanan al-kindi, semuanya terlihat bahwa ajaran islam memegang
peran penting dalam slruh pemikirannya, sebagai mana yang dikatakan dhahiruddin
Al-Baihaqi; bahwa al-kindi telah memadukan antara pokok-pokok syara’ dengan
pokok-pokok ratio dalam sebagian karangan-karangannya. dari segi pula ini
al-kindi banyak memberikan sumbangannya terhadap pemikiran islam.(26)
KESIMPULAN
1.
Pemikiran
ketuhanan al-kindi masih dalam batas-batas ajaran islam, walaupun ada pengaruh
dari pikiran filsafat yunani
2.
Pengertian
tuhan menurut al-kindi adalah; sebab pertama atau yang mana wujudnya bukan karena
sebab lain. Zat yang menyempurnakan bukan di sempurnakan. Dan tuhan tidak
memiliki hakekat dalam arti aniah maupun mahiah
3.
Dalam
membuktikan adanya tuhan menggunakan
Ø Dalil kosmologi yang meliputu alam semesta diciptakan dalam waktu,
keanekaragaman dan keragaman dalam wujud, sesuatu tidak dapat menjadi sebab
wujudnya sendiri, analogi antara makrokosmos dan mikrokosmos
Ø Teologis; hanya dapat di buktikan melalui kerapian alam
4.
Dalam
membuktikan ke esaan tuhan, didasarkan kepada surah ash-shamdaniyah sebagaimana
para mutakllim (mu’tazilah) daimana keesaan tuhan tidak dapat di siafati dengan
apa yang ada dalam fikiran, tuhan adalah keesaan, bukan benda, bukan forma,
bukan genus juga sepecies,tidak bertubuh tidak bergerak,
footnote
1. Hanafi, Pengoniar filsafat
Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1969), hal. 81.
2.
Ahmad Fuad
Al-Alhwani, Filsafat Islam, Terjemah: Sutarji
Caulzoum Bakhri, (Jakarta: Pustaka Firdaus,
1985), hal. 54.
3.
Ahmad Fuad Al-Ahwani, op cip, hal. 54-55
4.
Ibid, hal, 102
5.
A. Hanafi, op cip, hal 86z
6.
George N. Atiyah, Atiyah, Al-Kindi Tokoh Filosof Muslim, (Bandung: Punerbit
Pustaka,
1983), hal. 47
7.
Ibid, hal, 50-51
8.
Ibid, hal, 52
9.
Nor Cholis Majid, Khazanah Intelektual Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), hal. 94.
10.
Seyyed Hossein
Nasr&Oliver Leamen,Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam (ed),
(Bangung: Mizan,2003), p.210
11.
Harun Nasution, filsafah
dan Mistisme Dalam islam, (Jakarta: Bulan
Biritang, 1978), hal. 16
12.
Harun Nasution, filsafah dan Mistisme Dalam Islam, (Jakarta:
Bulan Biritang, 1978), hal.16
13.
Abu Bakar Aceh, Sejarah
Filsafat Islam, (Sa1a: Ramadhani, 1982)
. hal
. 4
14.
George N . Atiyah,
Op, Cit, hal 55.
15.
A. Hanafi, Theologi
Islam, Yogyakarta: Sumhangsih, 1962), hal. 64
16.
Sidi Gazalba, Sisternatika
Filsafat, Buku III, (Jakarta:
Biulan
Biniang,
1973), hal 07.
17.
George N.
Atiyah, Op. Cit, hal.
57-58.
18.
M.M. Syarif. History ‹›f Muslim Philosophy, Terjemahan
Dr. Fund Fukhruddin, CV Diponegoro, 1970). hal. 101
19.
A. Hanafi, Pengantar Filsafat Islam,
Op.
Cit, hal.
20.
Roger Grudy, Promosses De L’Islam,
Terjemahan
H.M.
Rosyidi,
lanji-junji Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,
1982), hal. 150
21.
A. Hanafi, Op. Cit, hal.
86
22.
Ahmad Fuadd
Al-Ahwani, Op Cit, hal. 102
23.
George N. Atiyah, Op. Cit, hal.64
24.
Joesoef sou’yb, Epistimologi, Dalam Filsafat Islam
Al-kindi, Majalah Harmoni, No. 174, Th. IX, 15-2-1979, Jakarta: 1979, hal.
14
25.
George N. Atiyah, Op. Cit, hal. 50
26.
Muhammad Yusuf
Musa,
Bainaddin wa aI Falsafah
fi aI Ra’yi Ibn Resyd
wa falsafati al Ashril Washtith, Cet,
II, (Mesir: Darul Fikri, 1968),
hal. 49.
Casino games, bonus & games - JTM Hub
BalasHapusDiscover everything you need to know about casinos 경기도 출장마사지 to win. Learn everything you need to know 김제 출장샵 about 충청북도 출장마사지 casino 안양 출장마사지 games and get 안성 출장샵 started with the best bonus codes, free