Senin, 30 Maret 2015

Konsep Tuhan Menurut Al-kindi


PENDAHULUAN
Menurut al-Kindi, Tuhan ialah ujud yang hak. Ia ada dari semula dan ada untuk selama-lamanya. Tuhan adalah ujud yang sempurna yang tidak didahului oleh ujud lain. Ujudnya tidak berakhir dan tidak ada ujud selain dari pada-Nya. Dia tidak berserikat. Mustahil ia tidak ada. apa bukti ujudNya? Al-Kindi mengemukakan tiga jalan pembuktian ujud Tuhan.
Pertama, barubahnya alam pembuktian adanya Tuhan. Mungkinkah suatu jadi sebab bagi ujud dirinya? Hal itu tidak mungkin. Dengan demikian jelas bahwa alam itu baru. Karena ia terbatas, maka ada awal waktunya. Dari itu tentu ada yang menyebabkan alam ini terjadi. Tidak mungkin ada benda yang ada dengan sendirinya. Dengan demikian ia diciptakan oleh penciptanya dari ketiadaan. Pencipta itu Tuhan.
Kedua, keragaman dalam ujud. Dalam alam tidak mungkin ada keragaman tanpa keseragaman. Tergabungnya keragaman dan keseragaman bersama-sama, bukanlah karena kebetulan, tetapi karena suatu sebab. Dan sebab itu bukanlah alam itu sendiri. Kalau alam itu sendiri jadi sebabnya, halnya tidak berhingga, tak habis-habisnya. Sedangkan suatu yang tidak berakhir tidak mungkin terjadi. Dari itu, sebab tersebut tetntu berada di luar alam. Ia lebih mulai, lebih tinggi dan lebih dahulu adanya, karena sebab harus ada sebelum akibat atau efeknya. Sebab itulah yang Tuhan.
Ketiga, kerapian alam. Alam lahir tidak mungkin rapi dan teratur kecual karena adanya substansi yang tidak tampak. Substansi itu hanya dapat diketahui melalui bekas-bekasNya dan kerapaian serta keteraturan yang kita konstatir pada alam. Mungkinkah suatu rapi dan teratur tanpa ada yang merapikan dan mengaturnya? Substansi yang merapikan dan mengatur alam nyata ini adalah Tuhan.
Untuk pembahasan yang lebih luas akan kita uraikan melalui sub bab berikut
1.      PEMIKIRAN AL-KINDI
2.      PENGERTIAN TUHAN MENURUT  AL-KINDI
3.      KONSEP TUHAN MENURUT AL-KINDI
4.      BUKTI-BUKTI ADANYA TUHAN MENURUT ALKINDI
5.      SIFAT-SIFAT TUHAN MENURUT AL-KINDI         
6.      PERANAN DAN PUNGSI AGAMA DALAM FILSAFAT KETUHANAN
AL-KINDI


PEMBAHASAN

1.      PEMIKIRAN AL-KINDI
            Sebagai yang di ketahi, al kindi banyak mempelajari filsafat yunani , maka dalam pemikiran kelihatan unsur-unsur filsafat Yunani, unsur-unsur filsafat yunani yang terdapat dalam pemikiran al kindi ialah
a.       Aliran Pitagoris tentang matematika sebagai jalan ke arah filsafat
b.      Pikiran-pikiran aristoteles tentang fisika dan metafisika, meskipun al kindi tidak sependapat tentang kodimnya alam
c.       Pikiran-pikiran plato dalam soal kejiawaan
d.      Pikiran-pikiran plato dan aristo bersama-sama dalam soal etika
e.       Wahyu dan iman (ajaran–ajaran agama) dalam soal yang berhubungan dengan tuhan dengan sifatnya
f.       Pikiran-pikiran mu’tazilah dalam penghargaan kekuatan akala dalam hal mena’wilkan ayat ayat al-quran.(1)
Dikarenakan pemikiran Al-kindi banyak mendapat pengaruh yunani, maka banyak yang berpendapat al-kindi mengambil alih seluruh filsafat yunani. Tapi apabila dipelajari secara seksama, terlihat al-kindi mendapat pengaruh filsafat yunani, dan beberapa pengamat tidak hanya filsafat yunani yang mempengaruhi pemikiran al-kindi melainkan kekuatan akal terutama dalam mengemukakan pendapatnya tentang ketuhanan, pada akirnya al kindi memunyai pemikiran, keperibadian sendiri dan dapat disimpulkan, bahwa filsafat ketuhanan mendapat derajat dan kedudukan tertinggi dari yang lainnya.(2)
2.      PENGERTIAN TUHAN MENURUT  AL-KINDI
            Pengertian Tuhan dalam Filsafat Al-Kindi terlihat dalam risalahnya yang di hadiahkan kepada Ahmad bin Al Mu’tashim Billah tentang filasafat pertama. Kesimpulan risalah tersebut Al-kindi mengatakan: Dialah Yang Pertama, Pencipta yang mengusai segala ciptaannya, Tuhan adalah pencipta langit dan bumi,(3) suatau yang lepas dari kekuasaannya adalah durhaka dan pasti binasa.(4)
            allah itu satu tunggal awal dan akir, sesuai dangan ajaran islam mengenai tauhid wahdaniyah dan tauhid rububiyah, artinya tuhan dalam konsep Al-kindi adalah satu-satunya wujid yang memiliki keabadian mutlak,(5) mengandung unsur sebab utama mencipta dan semprna, Dimana wujidnya bukan karena sebab lain. Zat yang  menciptakan segala sesuatu yang ada, zat sempurna itu ada dengan sendrinya . maka zat itu tidak mempunyai alawa dan akir, karena itu pula tuhan di sebut sebagai sebab yang pertama. Dan semua wujud yang diciptakan tuhan adalah suatu yang baru dan akan binasa, karena semua yang di ciptakan masuk dalam ruang dan waktu, dan segala hal yang masuk dalam ruang dan waktu dapat musnah sesuai dengan kehendak pencipta.(6)
            Dan untuk membuktikan bahwa penciptaan alam semesta adalah suatu gerak, bahwa gerak tidaklah abadi, ada keterhinggaan, dan tidak ada dengan sendirinya, oleh karena itu alam semesta tidak abadi, dalam pembuktian ini Al-kindimemakai dua perinsip aristoteles
1.      Yang terbatas tidak biasa menjadi aktual, yaitu tidak bisa ada badan yang tak terbatas
2.      Badan, ruang dan waktu sering bersamaan, ketiganya bergeraka secara serentak
Adapun pernyataan-pernyataan al-kindi yang di pakai dalam hubunganya dengan perinsip-perinsip aristoteles
1.      Semua badan yang homogen, yang tiada dari padanya lebih besar daripadanya ketimbang yang lain,adalah sama
2.      Jarak antara ujung-ujung dari badan-badan yang sama besar juga sama besarnya dalam aktualitas dan potentitas
3.      Badan-badan yang berhingga tidak bisa tidak terhingga
4.      Jika salah satu dari dua badan yang sama besarnya dan homogen ditambah dengan badan homogen lainnya maka keduanya tidak menjadi sama besar. (badan akan menjadi lebih besar dari pada keduanya dan lebih besar dari apa sebelumnya )
5.      Jika badan di kurangi, maka besar sisanya lebih kecil dari pada besar semula
6.      Jika suatu bagian di ambil dari sebuah badan lalu di pilihkan kembali padanya, maka hasilnya adalah badan yang sama yang kita punyai sebelumnya
7.      Tiada dari dua badan homogen yang besarnya tak terhingga bisa lebih kecil ketimbang yang lain
8.      Dari dua buah badan yang homogen, yang kecil adalahlebih kecil dalam hubungan dengan yang lebih besar dari keduanya, atau dalam hubungan dengan suatu bagian dari yang lebih besar
9.      Jika badan-badan yang homogen, yang semuanya terbatasi ditambahkan bersamaan, maka jumlahnya juga akan terbatas.(7)
Untuk menjelaskan pendapat bahwa dialah (tuhan) yang pertama, satu-satunya ujudyang memiliki keabadian yang mutlak, Al-kindi memaparkan argumentasi; jika di anggap bahwa alam semesta tidak mempunyai permulaan dalam waktu, yakni tak terbatas, maka harus ada satu badan dalam alam semesta tak terbatas, dan ini merupakan kontradiksi, dalam arti jika diambil sebagian dari tak terbatas, maka sisanya adalah tak terbatas, jika keseluruhannya tak terbatas dan ditambahkan dengan bagian yang di ambil, maka hasilnya adalahbadan yang sama seperti sebelumnya (sebgai mana yang di sebutkan dalam nomor enam di atas), yaitu suatu badan yang tak terbatas, ini yang akan mengisaratkan bahwa yang menyeluruh adalah sama dengan yang bagian, yang berarti kontradiktif, maka badan yang ada pada aktualisasi pasti terbatas, dan badan dalam alam semesta secara aktual ada, yang berarti bahwa badan alam semesta ini di ciptakan
            Pada argumen selanjutnya al-kindi mengatakan bahwa; jika alam itu diciptakan, maka proses kelakuannya adalah dari suatu yang tiada adalah gerak. Sedangkan gerak tidak abadi tetapi diciptakan, maka alam semesta telah di ciptakan dari tiada satu apapun. Dan sebaliknya jika alam semesta itu abadi dan kemudian bergerak, maka gerakan adalah suatu perubahan. Ini berarti bahwa apa yang abadi telah melewati suatu keadaan diam ke suatu keadaan gerakan, yang berarti tidak masuk akal karena apa yang abadi tidak berubah. Oleh karena itu alam semesta di ciptakan dalam waktu.(8)
            Demikianlah pendapat al-kindi, sebagai peneguh tuhan adalah abadi, karena tuhan tidak terkena perubahan, sebab dialah pencipta alam semesta dan satu-satunya wujud yang abadi. Dialah pencipta sedangkan yang lain diciptakan. dan dialah yang abadi, sedangkan yang lain tidak abadi sebab yang lain mengalami perubahan, dan sebuah perubahan itu tidaklah abadi.(9)
3.      KONSEP TUHAN MENURUT AL-KINDI
            Argumentasi kosmologis tampaknya mendominasi pemikiran al-Kindī dalam menjelaskan ketuhanan. Bagi al-Kindī, Allah adalah Penyebab segalanya dan penyebab kebenaran. Untuk mengatakan bahwa Allah adalah penyebab segala kebenaran adalah sama saja dengan mengatakan bahwa Allah adalah penyebab dari semua ini. Sebab dari segala sebab itu adalah Allah. Sebab itu hanya satu, tidak mungkin banyak. Alam semesta berjalan secara teratur atas dasar sebab Dzat yang Satu. Sehingga konsep sentral dalam teologi Filsafat Pertamanya adalah tentang keesaan. Teologi filsafat al-Kindī memiliki dua aspek utama; pertama, membuktikan harus ada yang Satu yang Benar (the true one), yang merupakan penyebab dari segala sesuatu dan mendiskusikan kebenaran the True One ini.(10)
Sebelum membicarakan hakekat tuhan, Al-kindi mengemukakan pendapatnya tentang hakekat itu sendri, dikatakan, tiap-tiap benda mempunyai dau hakekat, yakni hakekat jus’i atau bisa disebut hakekat aniah, dan hakekat kulli atau bisa di sebut juga hakekat mahiah. dan apakah tuhan mempunyai kedua hakekat tersebut.
            Dalam pemikiran Al-kindi tuhan tidak memiliki hakekat baik itu aniah ataupun mahiah, tidak aniah karena tuhan tidak termasuk benda-benda yang ada dalam alam semesta, bahkan ia adalah pencipta semesta alam, juga tidak mempunyai hakekat mahiah, karena tuhan tidak termasuk dalam genus ataupun sepeses yang ada.(11) tidak adanya dua hakekat ini tidak berarti tuhan tidak, ada sebab tuhan bersifat azali. Yaitu zat yang sama sekali tidak bisa di katakan tidak ada, atau ada pada permulaannya ada , melainkan zat yang ada dalam wujudnya tidak tergantung pada lainnya atau bergantung pada sebab.(12)
            Jadi berbeda dengan jisim, zaman mauoun gerak, tiap jisim ada kesudahannya, tiap tempat dan zaman ada kesudahannya, semua anasir jenis itu tidak abadi dan azali; azali bukanlah suatu jenis melainkan suatu yang benar, yang tidak ada kesudahannya, yaitu tuhan.(13)
            Demikianlah pemikiran Al-kindi tentang hakekat tuhan, ia memang tidak banyak mengemukakan pemikiran mengenai hakekat tuhan. hakekat tuhan sudah cukup jelas dan lebih mudah di gambarkan dalam pikiran, karena pembahasannya pun tidak memerlukan alasan-alasan dan pemikiran yang berbelit-belit
4.      BUKTI-BUKTI ADANYA TUHAN MENURUT ALKINDI
            Dalam pembahas mengenai bkti adanya tuhan, al-kindi mengajukan lima bukti, empat di antaranya adalah argumen-argumen kosmologi yang di dasarkan atas ide novitate munde (dalil al-hudust) dan tidak langsung atas argumen dari hubungan sebab dan akibat, dan bukti yang teakir bersipat teologis.(14)
            Bukti yang pertama ditinjau dari hukum sebab akiba, segala suatu yang baru pasti ada yang mengadakan tidak ada yang ada dengn sendrinya, atau sebab di ciptakan suatu yang baru dari suatu yang sebelumnya, alam ini baru dan di ciptakan, tidak mungkin ada dengan sendrinya tanpa ada pencipta, bukti barunya alam ialah alam ini ada batasnya dari segi benda, benda dan gerak sangat berkaitan erat, karena itu alam ini ada batasnya karena adanya gerak dan waktu, segala sesuatu yang ada batas nya baru.(15)
            Bukti kedua dari al-kindi didasarkan atas ide islam tentang ke esaan tuhan, yang di rangkai dengan semua wujud dunia adalah majmuk dan berganda, atau keanekaragaman alam wujud. Kalau di perhatikan ke adaan alam ini ada keseragaman dan keragaman di dalamnya. Hal itu tidak mungin terjadi tanpa adanya penyebab yang menyebabkan, dan penyebab itu adalah tuhan, tergabungnya keseragaman dan keragaman bukanlah suatu kebetulan,dan sebab itu buakanlah alam sendiri, karena apabila alam sendiri yang jadi sebabnya,itu halnya tidak terhingga dan tak habis-habisnya, sedangkan suatu yang tiak berakir tidak mungkin terjadi.(16)
            Bukti ketiga berdasarkan prinsipsesuatu tidak dapat menjadi sebab dirinya, agar menjadi demikian,  suatu itu harus ada sebelum dirinya, yang di maksud sesuatu disini ialah segala bentuk ciptaan tuhan.dan dalam pembuktian ini al-kindi mengangkat empat macam persoalan kemungkinan yang merukan kemustahilan utuk terjadi bagi kemungkinan itu sendiri yaitu:
1.      Sesuatu yang menjadi sebab dari dirinya itu mungkin non eksistensi dan esensinya juga non ekistensi
2.      Sesuatu mungkin non eksisten dan esensinya eksisten
3.      Sesuatu itu mikin eksisten dan esensinya non eksisten
4.      Sesuatu itu mikin eksisten dan esensinya juga eksisten.(17)
Demikianlah hukum konteradiksi al-kindi, tidak ada dalail yang bisa benar dan salah
            Bukti keempat analogi antara makroksmosdan mikroksmos. Pembuktian ini di coba untuk melihat hal-hal yang sangat kecil hingga yang besar yang berada dan melingkupi manusia baik yang dapat di indra maupun yang tidak bisa, semua hal ini berjalan sebagai mana pungsinya ini menandakan adanya pengatur yang tidak terlihat. Seperti berpungsinya tubuh manusia yang tertib dan mulus yang mengarahkan kepada adanya pengatur yang cerdas tidak bisa di lihat, yaitu jiwa, demikian juga pada jalannya alam semesta yang begitu tertib selaras menunjukkan adannya pengatur yang maha kuasa yaitu tuhan.(18)
            Buktu kelima, didasarkan atas kerapian alam. Jalan lain yang di tempuh al-kindi untuk membuktikan adanya tuhan ialah dengan memperhatikan alam ini. Menurutnya lalam ini tidak rapi saat pertama kali di ciptakan, dan kerapian itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan kerapian alam diciptakan oleh subtansi yang maha kuasa. Seperti alam ini tidak mungkin rapi dan teratur kecuali ada yang mengatur kecuali adanya zat yang tidak nampak, zat yang tidak nampak ini dapat diketahui daribekas-bekas dan kerapian yang telah ada, demikian juga apada kejadian-kejadian alam yang terjadi tidak mungkin secara kebetulan, melainkan mempunyai tujuan-tujuan tertentu dan itu menunjukan adanya yang maha kuasa yang mengatur rovolusi alam itu sendiri.(19)
5.      SIFAT-SIFAT TUHAN MENURUT AL-KINDI      
            Al-kindi berpaendapat bahwa tuan mempunyai sipat yang utama di samping sifat-sifat yang lainnya, sifat utama yang dimaksud ialah tidak lain melainkan keesaan tuhan, esa dalam arti satu, esa dalam zatnya, dan esa dalam pengetian teori maupun praktek. sifat inilah yang merupakan sifat palinghas baginya, tuhan itu satu dalam zatnya dan satu dalam hitungan, maka karena itu sifat tuhan menjadi yang maha kuasa, yang maha tahu, uang hidup,yang qadim dan seterusnya, dan tuhan itu bukan wujud melainkan zat yang menciptakan wujud.(20)
            Dalam masalah keesaan ini, al-kindi juga menggunakan dalil naqli dan aqli sebagai sebagamana para mutakallimin, baik mu’tazilah maupun asy’ariyah, dalil naqli yang di gunakan yaitu surah al-ikhlas dari ayat 1-5, sedangkan dalil naqli yang di gunakan berbeda dengan dengan dua golongan tersebut namun pada intinya sama, yaitu mensucukan tuhan.demikian kata al-kindi yang lebih condong kepadamu’tazilah,(21)
            Al-kindi mengadakan perbedaan antara ke esaan mutlak dan ke esaan meteforis atau yang satu karena esensi dan yang satu kereana bilangan-biangan. Yang di maksud ke esaan mutlak ialah tuhan, sedangkan yang di maksud ke esaan metaforis ialah semua ciptaannya yang memiliki atribut-atribut tertentu yang menunjukan pada keberagaman, keberagaman salalu menunjuk pada bilangan dan bilangan menunjuk kepada suatu konsep kuantitatif sedang kuantitas-kuantitas itu mempunyai atribut-atribut yang melekat tak terpisah dapanya, atribut-atribut yang dari kuantitas itu selalu dapat terbagi-bagi dan tuhan tidaklah demikian.
            Dr. Fuad Al-ahwani menjelaskan arti suatu mutlak dan suatu metaforis dengan istilah sesuatu yang hakekat dan suatu yang majazi. Suatu yang hakiki ialah suatu yang menurut subtansinya dan tidak akan menjadi banyak di sebabkan oleh apapun juga, tidak di sebabkan oleh subtansinya maupun oleh hal ihwaldi luar subtansinya, dan yang majazi ialah suatu dalam arti bisa disebutkan pada apa saja, baik satu dalam kalimatnya matematika, dalam kaitannya daengan ilmu alam, atau dengan segala kaitannya di alam wujud.(22)
            Dalam menekankan sifat keesaan tuhan al-kindi menyatakan; tuhan tidak dapat di samakan dengan ciptaannya, karena yang esa sejati bukan yang dapat dipahami, bukan suatu unsur, genus, species, jiwa, pikiran, jumlah, ataupun partikular,yang bisa dimasukkan ke dalam konsep-kosep, yang esa sejati itu ialah yang tak terbentuk,tak berukuran,dan tidak dapat di gabarkandengan suatu uraianyang dapat diterapkan pada apayang di pahami. Tuhan tidak dapat dilukiskan oleh suatu sipat apapun kecuali keesaan itu sendiri. Setiap keesaan lainnya hanyalah kata-kata, kecuali keesaannya yang mutlak,dan murni.(23)
            Dari kategori-kategori yang dipaparkan oleh al-kindi dapat kita lihat antara kesamaannya dengan konsep aliran mu’tazilah, bahwa sifat tuhan sama dengan esensinya. Menolak sifat-sifat positif apapun atas dasar bahwa hal itu akan meniadakan ke esaan tuhan
6.      PERANAN DAN PUNGSI AGAMA DALAM FILSAFAT KETUHANAN
AL-KINDI
            Sebagia seorang rasionalis al-kindi menekankan menggunakan akal, akan tetapi akal tersebut harus diuji kebenarannya dengan ajaran agama, agamalah sebagai dasar terakir untuk mencapai kebenaran,perinsip berpikir al-kindi yang berdasarkan agama ini dapat di jumpai dari setiap ajarannya. Ada pertanyaan apakah setiap tanggapan pikiran terjamin kepastian atau kebenarannya? Al-kindi menjawab; tidak! Justru di situ diperlukan suatu alat berpikir yang menjamin untuk tidak terjerums dalam suatu kekeiruan yakni: mura’atul-zihnil khata.(24)
            Atas dasar ini al-kindi berusaha mengkorporasikan bahan-bahan dari filosof lain, unsur-unsur dari yang berasal dari luar diuji kebenarannya dengan logoka, untuk membangun sistim filsafat sendiri dan sesuai dengan ajaran agama, jika sudah diuji dengan logika dan agama maka di anggap benar, sebaliknya bila bertentangan maka unsur-unsur tersebut di tolak. Dengan menempuh jalan ini al-kindi nampak berusaha menyesauikan ajaran filsafat dengan ajaran agama, dengan jalan ini al-kindi al-kindi mambentuk sistim filsafat sendiri. Contoh dalam konsep aristoteles mengenai tuhan, mengatakan tuhan sebagai penggerak tidak bergerak, yakni sebab pertama bagi seluruh alam dan wujud. Tapi ini adalah dari suatu ada yang lain. melalui gerkan atau pembentukan ataupun emanasi, dan gerakan itu hanya satu kali saja, oleh karena itu alam ini kodim bertolak dari pemikiran tersebut dengan berdasarkan ajaran agama dan logika yang benar, ak-kindi tidak sependapat dengan pemikiran tersebut dengan mengataka tuhan adalah pencipta segala wujud, mencipta dari tiada suatu apapun, termasuk gerak itu sendiri, oleh karena itu alam ini abadi, karena alam ini di ciptakan dan setiap ciptaan pasti musnah.(25)
            Demikianlan pemikiran ketuhanan al-kindi, semuanya terlihat bahwa ajaran islam memegang peran penting dalam slruh pemikirannya, sebagai mana yang dikatakan dhahiruddin Al-Baihaqi; bahwa al-kindi telah memadukan antara pokok-pokok syara’ dengan pokok-pokok ratio dalam sebagian karangan-karangannya. dari segi pula ini al-kindi banyak memberikan sumbangannya terhadap pemikiran islam.(26)

KESIMPULAN
1.      Pemikiran ketuhanan al-kindi masih dalam batas-batas ajaran islam, walaupun ada pengaruh dari pikiran filsafat yunani
2.      Pengertian tuhan menurut al-kindi adalah; sebab pertama atau yang mana wujudnya bukan karena sebab lain. Zat yang menyempurnakan bukan di sempurnakan. Dan tuhan tidak memiliki hakekat dalam arti aniah maupun mahiah
3.      Dalam membuktikan adanya tuhan menggunakan
Ø  Dalil kosmologi yang meliputu alam semesta diciptakan dalam waktu, keanekaragaman dan keragaman dalam wujud, sesuatu tidak dapat menjadi sebab wujudnya sendiri, analogi antara makrokosmos dan mikrokosmos
Ø  Teologis; hanya dapat di buktikan melalui kerapian alam
4.      Dalam membuktikan ke esaan tuhan, didasarkan kepada surah ash-shamdaniyah sebagaimana para mutakllim (mu’tazilah) daimana keesaan tuhan tidak dapat di siafati dengan apa yang ada dalam fikiran, tuhan adalah keesaan, bukan benda, bukan forma, bukan genus juga sepecies,tidak bertubuh tidak bergerak,


footnote

1.       Hanafi,  Pengoniar  filsafat Islam  (Jakarta: Bulan  Bintang,  1969),  hal.  81.
2.       Ahmad   Fuad   Al-Alhwani, Filsafat Islam, Terjemah:   Sutarji   Caulzoum  Bakhri, (Jakarta: Pustaka Firdaus,  1985), hal. 54.
3.       Ahmad Fuad Al-Ahwani, op cip, hal. 54-55
4.       Ibid, hal, 102
5.       A. Hanafi, op cip, hal 86z
6.       George N. Atiyah, Atiyah,  Al-Kindi Tokoh Filosof Muslim, (Bandung:  Punerbit  Pustaka, 1983),  hal. 47
7.       Ibid, hal, 50-51
8.       Ibid, hal, 52
9.       Nor Cholis Majid, Khazanah Intelektual Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), hal. 94.
10.    Seyyed Hossein Nasr&Oliver Leamen,Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam (ed), (Bangung: Mizan,2003), p.210
11.    Harun Nasution, filsafah dan Mistisme Dalam islam, (Jakarta: Bulan Biritang, 1978), hal. 16
12.    Harun Nasution, filsafah dan Mistisme Dalam Islam, (Jakarta: Bulan Biritang, 1978), hal.16
13.    Abu Bakar  Aceh,  Sejarah Filsafat Islam, (Sa1a: Ramadhani, 1982) .  hal . 4
14.    George N .  Atiyah, Op, Cit, hal 55.
15.    A. Hanafi, Theologi Islam, Yogyakarta: Sumhangsih, 1962), hal. 64
16.    Sidi Gazalba, Sisternatika Filsafat, Buku III,  (Jakarta:  Biulan  Biniang,  1973), hal 07.
17.    George N. Atiyah, Op. Cit,  hal. 57-58.
18.    M.M.  Syarif.  History  ‹›f  Muslim  Philosophy, Terjemahan Dr. Fund Fukhruddin, CV  Diponegoro, 1970). hal. 101
19.    A. Hanafi, Pengantar Filsafat Islam,   Op. Cit,   hal.
20.    Roger  Grudy, Promosses De L’Islam,  Terjemahan  H.M.  Rosyidi, lanji-junji Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), hal. 150
21.    A. Hanafi, Op. Cit, hal. 86
22.    Ahmad Fuadd Al-Ahwani, Op Cit, hal. 102
23.    George N. Atiyah, Op. Cit,  hal.64
24.    Joesoef sou’yb,  Epistimologi, Dalam Filsafat Islam Al-kindi, Majalah Harmoni, No. 174, Th. IX, 15-2-1979, Jakarta: 1979, hal. 14
25.    George N. Atiyah, Op. Cit,  hal. 50
26.    Muhammad  Yusuf  Musa,  Bainaddin  wa aI Falsafah fi  aI Ra’yi Ibn Resyd wa falsafati al Ashril Washtith, Cet, II, (Mesir: Darul Fikri, 1968), hal. 49.




1 komentar:

  1. Casino games, bonus & games - JTM Hub
    Discover everything you need to know about casinos 경기도 출장마사지 to win. Learn everything you need to know 김제 출장샵 about 충청북도 출장마사지 casino 안양 출장마사지 games and get 안성 출장샵 started with the best bonus codes, free

    BalasHapus